Selasa, 21 Mei 2013

Sebuah formulasi dasar untuk membuat aneka produk bakery yang berkualitas!
masyarakat sekarang yang rata-rata menginginkan sesuatu yang serba cepat namun tetap menomor satukan kualitas, maka premix pantas digunakan oleh para pelaku usaha di bidang bakery dan pastry. Apalagi, jika produksi bisnisnya sudah ber- skala besar, memiliki outlet lebih dari satu atau bahkan sudah mengembangkan sayap dengan cara waralaba alias franchise, penggunaan tepung premix --sebagai resep dasar untuk menciptakan beragam produk bakery, seperti roti, cake, pastry hingga cookies-- merupakan sebuah solusi pintar.?Karena dengan premix,

produsen bakery tidak lagi direpotkan dengan masalah- masalah yang berkaitan dengan formulasi. Premix terbukti lebih efisien dalam segi waktu, hasil jadi produk lebih seragam karena standar mutu yang konsisten, serta pengawasan stok bahan baku menjadi lebih mudah.

Kekhasan produk pun tetap?bisa diunggulkan, karena sifat tepung premix luwes dikreasikan sesuai keinginan dan juga fleksibel mengikuti tren pasar yang sedang in. Hasil akhir yang diharapkan, tak lain agar pelanggan puas dan setia dengan produk Anda, bukan?

Premix menjaga produk tetap konsisten Di Indonesia, tren penggunaan premix di dunia bakery ramai seiring dengan industri bakery modern yang tumbuh menjamur. Masih ingat kehadiran gerai?roti waralaba asal Singapura sekitar 9 tahun lalu yang sempat menghebohkan warga Ibukota? Outlet yang kini cabangnya ’menjamur’ di mal- mal yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia, seolah ikut menginspirasi bakery lainnya.

Tren konsep open kitchen- nya, yang menampilkan kehebohan para baker dibalik dinding kaca, sengaja disiapkan sebagai suguhan untuk memikat pembeli. Meski ditonton oleh ratusan bahkan ribuan mata pembeli, bahan-bahan yang dipakai sebagai ingredien untuk aneka produk bakery- nya yang empuk hampir tidak terdeteksi. Misalnya, dalam membuat donut. Pembeli
hanya bisa memperhatikan saat-saat dimana para baker menambahkan air, yeast dan margarin ke dalam campuran tepung premix. Pembeli tidak bisa menyontek bahan apa saja yang terkandung di dalam premix tersebut. Bahkan, bisa jadi, para baker yang bekerja di outlet pun sebenarnya tidak mengetahui komposisi detil campuran premix karena merupakan resep rahasia perusahaan.

Para pengusaha bakery dan pastry--baik dari kalangan bakery besar hingga industri bakery kecil berskala rumahan --pada akhirnya makin menyadari banyak manfaat dari pemakaian ’campuran’ yang merupakan basic recipe ini. Premix merupakan kontrol yang baik untuk menjaga konsistensi produk setiap hari, secara serentak di beberapa outlet. Premix sangat membantu menyederhanakan pekerjaan baker, misalnya penimbangan bahan, seleksi bahan, pemisahan bahan, dan metode-metode tradisional lain yang terbilang rumit, bisa dipangkas.

Kerahasiaan komposisi yang digunakan juga bisa terjaga karena campuran dibuat langsung oleh sentral kitchen atau suplier yang telah ditentukan. Penghematan?waktu bisa dilakukan, karena para baker tidak perlu lagi repot-repot menyediakan dan menimbang bahan-bahan dari raw material. Kesalahan akibat kelalaian dalam persiapan dan pembuatan bisa di-minimalisasi. Selain itu, penanganan bahan menjadi lebih mudah karenatepung premix berwujud?kering, dimana kondisi penyimpanannya relatif lebih stabil. Namun, meski secara teknis penggunaan premix lebih mudah dan efisien, sayangnya harga premix rata-rata lebih tinggi bila dibandingkan cara tradisional yang melewati proses panjang.

Premix dulu dan sekarang?Tak dipungkiri, beberapa tahun ke belakang, industri bakery modern tampaknya memang makin menggeliat di Tanah?Air. Otomatis hal ini membuat persaingan bisnis semakin ketat. Di sinilah diperlukan inovasi dan kreativitas dari setiap produsen bakery untuk mengunggulkan produknya. Jika bakery modern masih menerapkan cara konvensional, dimana formulasi setiap detil bahan untuk membuat roti dilakukakan saat itu juga, tentunya sangat tidak efektif.

Mengutip dari www.foodreview. biz, konsep premix di industri bakery dunia, tercatat sudah?ada sejak dulu di Eropa. Kalau mau dirunut ke belakang, di Indonesia sendiri, penggunaan premix tanpa disadari sudah cukup familiar. Coba saja lihat buku masak dengan resep kue- kue jadoel. Rata-rata pemakaian baking powder sudah lazim dilakukan dalam pembuatan kue bolu, bukan?

Nah, bedanya dengan premix jaman dulu, campuran premix generasi sekarang tidak lagi hanya berupa baking powder, tapi dibuat dengan komposisi bahan yang lebih komplit. Untuk membuat roti misalnya, ada terigu, gula, telur, garam, susu, flavor dan bahan-bahan lain yang diracik menjadi tepung premix khusus roti. Di sentral kitchen, premix ini diatur ingrediennya sedemikian rupa. Setiap produsen roti tentunya mempunyai rahasia campuran tepung premix yang berbeda- beda. Para pengusaha bakery biasanya meminta suplier premix untuk meng-customize produk mereka.

Bersamaan dengan permintaan pasar yang majemuk, suplai premix pun terus berinovasi.
Ini terbukti dengan semakin banyaknya produk-produk premix yang beredar di pasaran, baik yang skala rumah tangga maupun industri. Pasokan premix tidak lagi terbatas hanya untuk roti. Namun, tersedia juga tipe premix?untuk cake, brownies, donat, tiramisu, dan produk bakery lainnya. Untuk produk cake, komponen utama premix-?nya adalah tepung dan gula. Premix untuk roti dan donat, komponen utamanya berupa tepung terigu. Sedangkan untuk tiramisu dan jenis cream cake, komponen utamanya terdiri dari mascarpone dan karaginan (rumput laut). Mel

Peluang Bisnis Makan Sahur




Di bulan Ramadhan, apapun bisa dijadikan lahan rejeki. Asalkan, Anda jeli melihat peluang dan mengamati perubahan gaya hidup masyarakat.
Ungkapan Ramadhan membawa berkah rasanya memang tepat. Tengok saja, sepertinya apapun bisa dijadikan lahan mencari tambahan rizki. Bahkan, omzetnya bisa mencapai dua kali lipat dari biasanya. Dari bisnis kue kering, bisnis makanan takjil, hingga bisnis katering sahur.
Peluang pasar terbuka luas, karena selama bulan puasa terjadi perubahan gaya hidup. Baik kebiasaan sahur, buka puasa, kegiatan silahturahmi, bahkan kegiatan ibadah terasa lebih intens. Salah satu bisnis yang saat ini sedang naik daun, adalah bisnis saat sahur, yang salah satunya katering sahur.
Saat ini banyak ibu rumah tangga perkotaan yang sekaligus sebagai wanita bekerja, yang terkadang tak punya waktu untuk menyiapkan santapan sahur bagi keluarganya. Mereka biasanya mengandal kan makanan beku siap olah (frozen food) atau fast food. Dengan begitu kebutuhan gizi selama berpuasa, sudah pasti akan berkurang.
Untuk situasi seperti ini, kehadiran katering sahur sangat diandalkan. Selain tidak perlu pusing memikirkan menu, para ibu ini pun cukup lega, karena zat gizi keluarga selama berpuasa seharian, sebagian besar terpenuhi. Anda tertarik untuk berbisnis katering sahur? Langkah berikut bisa jadi jawabannya.
Pemilihan menu
Untuk memulai bisnis ini, yang pertama kali harus dilakukan adalah pemilihan menu. Menentukan menu sahur, biasanya lebih sulit dibandingkan menu buka puasa. Pasalnya, jam sahur adalah jam di mana banyak orang masih merasa malas untuk bersantap. Makanya, perlu ada suntikan makanan yang benar-benar menggugah selera.
Bukan itu saja, makanan untuk sahur juga harus memenuhi syarat gizi yang dibutuhkan selama berpuasa. Jika pada hari biasa orang makan tiga kali sehari, maka pada saat berpuasa pola makan tersebut berubah, hanya dua kali sehari. Inilah yang harus disiasati, yaitu bagaimana menjaga agar asupan gizi seimbang tetap seimbang dengan pola makan hanya dua kali. Nah, sahur menjadi kuncinya.
Dalam kondisi normal (tanpa penyakit), kebutuhan kalori pria 1.700 – 2.000 kalori, sedangkan wanita antaran 1.500 – 1.700 kalori. Pada saat puasa, 60% kebutuhan tersebut didapat pada saat makan sahur. Jadi, usahakan menyusun menu sahur yang memenuhi standar tersebut. Bila perlu minta bantuan ahli gizi, agar menu sahur yang Anda siapkan bukan hanya lezat tapi memenuhi syarat.
Biasanya lambung manusia hanya mampu menerima 40% makanan baik pada saat sahur maupun berbuka. Dengan demikian, alokasi sisanya yaitu 20%, idealnya digantikan dengan porsi buah-buahan. Karena, buah dinilai memiliki kandungan karbohidrat sederhana serta kaya akan vitamin dan mineral. Kandungan vitamin dan mineral di dalam buah jugalah yang berperan dalam menyuplai stamina tubuh yang hilang selama berpuasa. Untuk itu, ada baiknya Anda juga menyiapkan buah-buahan sebagai bagian dari menu katering sahur Anda. Pilih buah yang menyumbang kalori besar, seperti pisang, apel, dan pir.
Agar tidak pusing, tentukan pilihan menu sahur selama sebulan penuh. Dengan begitu, Anda bisa sekaligus menyebarkan pilihan menu tersebut ke konsumen. Jadi, kalau ada yang merasa tidak cocok, bisa diganti di awal. Hal ini tentu saja bisa mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, di tengah perjalanan bulan puasa, ada konsumen yang komplain atau tidak suka dengan pilihan menu yang Anda sajikan. Anda bisa mengingatkan kembali dengan menu sebulan yang Anda buat.
Syarat lain yang harus dipenuhi adalah kesegaran menu yang Anda sajikan ke konsumen. Pastikan setiap hidangan yang sampai di tangan konsumen, masih tetap fresh atau hangat seperti ketika baru matang. Perlu diingat, jam sahur adalah jamnya orang masih malas makan. Jadi, konsumen tentu membutuhkan makanan hangat dan tampak mengiurkan.
Murah meriah, sarat fasilitas
Setelah menu tersusun dengan rapi, hal berikut yang harus Anda siapkan adalah menentukan harga. Penentuan harga memang menjadi hal tersulit yang harus dilakukan. Mengapa? Dengan harga bahan baku yang kian melonjak di pasaran, tentu saja membuat Anda harus menghitung dengan seksama, agar tidak mengalami kerugian.
Dalam hal ini, Anda juga harus jeli melihat pasar, karena, persaingan harga sepertinya juga jadi patokan para konsumen untuk memilih katering sahur Anda. Pastinya, mereka cenderung memilih katering dengan menu lengkap, namun dengan harga yang pas di kantong.
Buat pilihan paket harga. Misalnya, untuk menu lengkap dengan buah atau menu lengkap tanpa buah. Sebaiknya, harga yang Anda putuskan tidak terlalu mahal namun konsumen merasa menu yang Anda sajikan tetap lengkap. Kalaupun harus mahal, tetapkan fasilitas apa saja yang akan Anda berikan lewat menu Anda, misalnya cantumkan isi paketnya.
Selain harga, kepraktisan juga jadi andalan konsumen untuk memesan menu sahur di katering. Jadi, mau tidak mau sebagai pengusaha katering sahur, Anda harus siap untuk mengantarkan pesanan ke tempat tujuan dengan selamat. Artinya, Anda harus menyiapkan tenaga pengantar.
Sistem antar ini juga yang menjadi kunci sukses katering sahur Anda. Apalagi, jam sahur terbatas, jadi setiap konsumen tentu mau dilayani dengan cepat dan tepat waktu. Pikirkan waktu pengantaran, agar tidak terlambat sampai di konsumen. Jika Anda pemain baru dalam bisnis ini, sebaiknya Anda tidak melayani konsumen yang lokasinya jauh dari rumah Anda. Lebih baik melayani yang lokasinya di dekat rumah terlebih dulu. Jumlah sedikit tidak masalah, asalkan konsumen puas dengan sistem pelayanan katering Anda. Dengan begitu, kualitas katering Anda akan semakin dipercaya. Jika Anda memang belum punya tenaga pengantar sendiri, Anda bisa menggunakan jasa kurir. Namun, dalam hal ini Anda tetap harus berhati-hati. Pilih kurir yang bisa dipercaya, dan tepat waktu. Mel


KULINOLOGI: Sinergi Teknologi Pangan dan Seni Kuliner



?Apa itu kulinologi? Istilah kulinologi merupakan istilah ciptaan; gabungan antara kuliner dan teknologi. Menurut Research Chef Association; kulinologi (culinology) adalah suatu sinergi dari seni kuliner dan ilmu dan teknologi pangan. Kulinologi adalah the mixing of thetechnological side of food processing with that of the culinary aspects of food preparation to form the basis of food formulation, production and presentation to the consumer (Bob Dickson, Oregon State University).

Seni kuliner, sebagaimana didefinisikan oleh RCA, adalah suatu disiplin ilmu dan kebiasaan (practices) tentang seni dan keterampilan menyiapkan dan menyajikan pangan. Sedangkan ilmu pangan, menurut definisi Institute of Food Technologists (IFT), adalah suatu disiplin ilmu yang menggunakan dasar-dasar biologi, kimia, biokimia, fisika dan engineering untuk mempelajari sifat alami bahan pangan, penyebab kerusakan, prinsip-prinsip pengawetan dan pengolahan pangan, serta peningkatan mutu dan keamanan pangan untuk menjaga kesehatan publik. Jadi kulinologi merupakan cabang ilmu multi disiplin; khususnya kolaborasi antara disiplin kuliner dan disiplin ilmu dan teknologi pangan; untuk bisa menghasilkan pangan dengan mutu, keamanan, tampilan dan pengalaman makan yang lebih baik.

Kulinologi mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan praktek-praktek ilmiah untuk membuat produk pangan baik produk pangan itu diproduksi dan disiapkan di restauran, toko, hotel; atau di pabrik pengolahan pangan yang tidak hanya bercitarasa lebih enak, lebih indah, lebih menarik selera; tetapi juga sekaligus lebih aman dan konsisten mutunya.

Produk dan Flavor Baru 

Seorang Chef; utamanya adalah seorang ahli kuliner, seorang dengan pengetahuan, keahlian dan interes kuat pada pangan, berdedikasi untuk mengolah dan memanfaatkan bahan baku atau kombinasi bahan baku yang ada, untuk menghasilkan sajian pangan yang lezat, menggugah dan memuaskan selera. Dengan kulinologi, seorang chef diharapkan mampu melakukan penggalian lebih jauh mengenai pengetahuan dan metode ilmiah untuk bisa mengaplikasikan keahliannya sampai jauh di luar lingkungan dapur, restauran atau hotelnya.

Perubahan teknologi pengolahan dan pemasakan pangan serta perubahan permintaan konsumen terhadap produk pangan yang lebih bercitarasa, bergizi dan aman merupakan faktor pendorong dari tumbuhnya disiplin kulinologi. Industri pangan, dituntut untuk bisa menghadirkan produk pangan yang siap masak atau bahkan siap saji- dengan mutu yang tidak kalah dengan produk pangan hasil home cooking atau yang disajikan di restauran. Kreasi flavor soto untuk bumbu mi instan ?misalnya- hanya bisa dilahirkan oleh orang atau kelompok orang dengan keahlian gabungan; keahlian memasak dan keahlian teknologi pangan. Itu sebabnya; banyak industri pangan memperkirakan bahwa dengan keahlian kulinologi, maka akan bisa dihasilkan produk dan flavor baru secara lebih baik dan lebih cepat. ?It should help jump-start product development,? demikian harapan Harry Crane, executive chef and culinary manager di Kraft Foodservice, suatu divisi Kraft Foods North America Inc.

Industri HOREKABA.

Dari sisi industri pangan; keahlian kulinologi diperlukan untuk mencari cara lebih efisien dan ekonomis untuk memproduksi produk pangan praktis (convenient), aman, awet, namun tetap ?have the look and taste of food served in a restaurant?. Industri hotel, restauran, katering, dan bakery (Horekaba) merupakan industri yang akan diuntungkan dengan tumbuhnya disiplin kulinologi ini. Industri horekaba tumbuh dengan pesat akhir-akhir ini. Dengan kenyataan bahwa manusia mesti makan, maka industri ini diperkirakan akan tetap tumbuh.

Saat ini, di berbagai kota-kota besar di Indonesia mulai muncul aneka waralaba pangan; dengan aneka inovasinya. Dan urusan menyiapkan produk pangan dalam waktu yang bersamaan untuk konsumen dalam jumlah banyak bukanlah pekerjaan yang sederhana. Apalagi jika dikehendaki bahwa produk pangan yang disajikan tidak hanya bercitarasa enak, indah, dan menarik selera; tetapi juga sekaligus harus aman dan konsisten bermutu, maka jelas diperlukan seorang dengan keahlian kulinologi yang kuat. Bagaimana konsep dan prinsip-prinsip HACCP (hazard analysis critical control point) bisa diaplikasikan di industri Horekaba untuk menjamin keamanan pangan? Bagaimana mendesain dan memilih peralatan Horekaba secara lebih baik; lebih cepat, lebih hemat energi, lebih mudah dibersihkan, lebih melindungi zat gizi? Bagaimana menyimpan produk pangan supaya tetap aman dan awet? Bagaimana memastikan bahwa produk pangan yang disajikan pagi hari mempunyai mutu dan citarasa yang sama dengan yang disajikan sore dan malam hari? Bagaimana memastikan bahwa makanan yang disajikan di berbagai restauran (bagi waralaba) mempunyai mutu dan citarasa yang sama? Bagaimana memastikan bahwa makanan yang diproduksi oleh staf dan chef shift pagi mempunyai mutu dan citarasa yang sama dengan yang diproduksi oleh staf dan chef shift siang atau malam?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut hanyalah contoh dari apa yang bisa dijawab dengan kulinologi. Dengan kekayaan kuliner yang luar biasa, Indonesia mestinya bisa berperan dalam memberikan citarasa dunia. Potensi ini juga sangat berpeluang sebagai ladang bisnis yang luar biasa pula, yang ujungnya diharapkan juga bisa mengangkat industri kuliner Indonesia menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan segenap warganya. Cita-cita inilah yang menyebabkan FOODREVIEW INDONESIA mempersembahkan KULINOLOGI INDONESIA. Semoga bermanfaat. Purwiyatno Hariyad

Cara Menjaga Mutu Minyak dalam Usaha Kuliner

Seiring perkembangan dunia kuliner di Indonesia, tentu dibarengi dengan penggunaan minyak goreng di dalamnya. Usaha kuliner juga saat ini tengah berkembang dengan pesat di Indonesia, untuk itu diperlukan suatu cara untuk menjaga mutu dari minyak goreng yang digunakan tersebut. Seperti dijelaskan oleh Sesil Indera Kurnia pada seminar yang diadakan majalah Kulinologi Indonesia yang bertajuk “Good Frying Practices” beberapa waktu lalu.

“Jika dilihat, tren usaha kuliner di Indonesia berubah setiap 5 tahun sekali, contohnya pada tahun 2000 hingga 2005 sedang tren makanan tradisional, pada tahun 2005 hingga 2010 sedang berkembang makanan internasional, dan pada tahun 2010 hingga 2015 mendatang sedang berkembang makanan tradisional dengan design interior yang modern,” jelas Sesil.

Menurutnya, orang Indonesia tidak pemakan daging atau ikan dan ayam sekalipun, namun orang Indonesia adalah pemakan bumbu, karena bila semua jenis daging tersebut diberikan bumbu yang enak dan nikmat, maka kita akan siap menyantapnya. Proses pengolahan makanan tersebut ada yang menggunakan minyak goreng dan tidak menggunakannya.

Contoh pengolahan yang tidak menggunakan minyak goreng seperti dibakar, direbus, disangrai dan lainnya. Kualitas minyak goreng dapat ditentukan dari spesifikasinya dan bentuk wajan yang digunakan. Musuh minyak goreng seperti dijelaskan Sesil dapat disebut “car-wash”. Apa itu car-wash? “Car sama dengan carbon, yaitu bila minyak sering digunakan, makin banyak karbon yang muncul, �lalu W adalah water atau air. Produk yang akan digoreng usahakan agar kadar airnya seminimal mungkin untuk mencegah minyak menjadi tengik, A ialah air atau udara, S adalah salt atau garam dan H ialah Heat atau panas, jika menggunakan minyak dalam keadaan yang sangat panas akan merusak minyak.” Tambah Sesil.

Dalam berkecimpung di dunia usaha kuliner, perlu mengecek kualitas minyak goreng yang digunakan, cara praktisnya adalah melihat dari hasil produk yang diolah dari segi rasa dan penampilan. Lalu melakukan tes, tes indikator warna minyak dan tes kedalaman minyak. K-16

gizi

tentang gizi

Peduli Gizi Indonesia (PGI) adalah salah salah satu program kerja divisi pengabdian masyarakat Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI). Program tersebut dilaksanakan pada akhir April lalu dengan menggelar berbagai kegiatan penyuluhan gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat kepada sebanyak 176 siswa-siswi kelas 4 dan 5 SDN 01 Babakan Dramaga Bogor.

Penyuluhan dipandu oleh Sekretaris Jenderal ILMAGI Koko Andi Irawan dan Koordinator Divisi Pendidikan ILMAGI Novi Anggraeni, dengan menggunakan berbagai media yang menarik seperti materi bergambar power point, wayang, video, dan tembang 13 PUGS dalam bahasa Sunda serta diselingi dengan games dan lomba-lomba menarik yang dipandu oleh perwakilan delegasi universitas anggota ILMAGI. Acara yang dihadiri pula oleh Kepala SDN 01 Dramaga Ibu Sumiati, S.Pd tersebut nampak meriah, dan siswa-siswi pun terlihat sangat senang dan antusias dalam mengikuti jalannya kegiatan.

Acara lain yang digelar ILMAGI adlaah pelatihan siaga bencana bidang gizi kepada seluruh delegasi 8 universitas anggota ILMAGI. Acara yang berbentuk workshop tersebut terdiri dari pemaparan materi yang disampaikan Dosen POLTEKES Jakarta Rita Ramayulis. Setelah workshop, dilanjutkan dengan simulasi untuk memperagakan aksi-aksi yang harus dilakukan oleh ahli gizi ketika keadaan darurat bencana. 

Kegiatan ini merupakan melibatkan anggota ILMAGI dari 9 universitas di Indonesia, yakni perwakilan dari Universitas Indonesia, Universitas Esa Unggul, STIKBA Jambi, Universitas Brawijaya, Universitas Dr. Hamka, St. Carolus, Universitas Hasanudin, STIKES WCH Malang, dan Institut Pertanian Bogor. 

Kegiatan berikutnya adalah adalah sosialisasi tentang gizi seimbang dan keamanan pangan di Aula Kecamatan Ciampea, Bogor. Acara diikuti oleh 50 orang ibu-ibu kader posyandu dan 150 orang ibu rumah tangga yang sedang hamil, menyusui, dan memiliki balita. Acara yang dibuka oleh Camat Ciampea Juanda Dimansyah tersebut diawali dengan pre tes untuk menguji seberapa jauh pengetahuan peserta tentang gizi seimbang dan keamanan pangan. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan acara inti, yakni penyampaian sosialisasi tentang gizi seimbang oleh Dosen IPB Eddy S. Mudjayanto dan Wakil Ketua Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) Saskia Piscesa, yang khusus membahas tentang keamanan pangan.
 
Sesi terakhir dari acara sosialisasi tersebut adalah pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan(PMT) pada balita, yang dilanjutkan dengan pos tes untuk mengukur pengetahuan gizi peserta setelah mengikuti sosialisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 90% peserta meningkat pengetahuannya setelah mengikuti sosialisasi.



Selepas acara di dalam ruangan, peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti pemeriksaan dan konsultasi gizi gratis yang dipandu oleh perwakilan delegasi ILMAGI. K-08

TENTANG COKLAT
Oleh Hendry Noer Fadlillah
Seringkali produk cokelat yang diproduksi kehilangan kilaunya, dan timbul bercak-bercak putih keabu-abuan yang menimbulkan kesan sensori kurang menarik.  Bisa jadi produk tersebut mengalami defect yang diakibatkan oleh fat blooming.   Timbulnya fat blooming ditunjukkan oleh berbagai tanda yang cukup bervariasi, mulai dari munculnya warna abu-abu hingga terbentuknya bintik putih, baik dalam ukuran kecil maupun besar.  Peristiwa ini dapat terjadi pada produk yang memiliki kandungan cocoa butter tinggi (cokelat) ataupun rendah (compound).

Terdapat beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya fat blooming pada cokelat dan compound (lihat Tabel 1).  Dari tersebut  terlihat bahwa penyebab terjadinya bloom dapat diperoleh akibat komposisi, proses, dan kondisi penyimpanan.
Tabel 1. Tipe fat blooming pada cokelat dan compound

Under tempering/melting
Over-tempering
Incompatible fats
Storage bloom with phase transition
Storage bloom without phase transition
Cokelat


Compound


(Sumber: P. Lonchampt dan R.W. Hartel, 2004)
Komposisi
Komposisi yang mengandung kombinasi lemak yang tidak tepat dapat menyebabkan fat bloom, baik pada cokelat maupun compound.  Contoh dua lemak yang sulit berpadu adalah antara lauric hard butter (cocoa butter substitute, CBS) dengan cocoa butter atau milk fat, dan hydrogenated domestic vegetable oil dengan cocoa butter.
Selain perpaduan dua lemak yang tidak cocok, cokelat dengan isian (filled chocolate) juga lebih mudah mengalami risiko blooming, dibanding plain chocolate.  Hal ini terjadi jika filling content-nya lebih tinggi dibandingkan bagian cokelat.
Proses
Terdapat dua proses yang dapat memicu terjadinya fat blooming, yakni tempering dan cooling.  Tempering adalah salah satu proses krusial untuk mencapai produk akhir yang stabil dan berkualitas.  Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh bentuk Kristal terbaik melalui proses transformasi polymorphic.  Proses kristalisasi yang terjadi secara cepat dengan kontraksi optimal akan menghasilkan produk akhir yang berkilau dan relatif lebih tahan dari fat bloom.  Sementara itu, jika temperingnya terlalu cepat (under tempering), dimana jumlah bentuk kristal yang diharapkan (bentuk V) tidak mencapai konsenstrasi optimal, maka berpotensi mengakibatkan rekristalisasi yang memicu fat blooming.  Hal yang sama juga terjadi jika terjadi over tempering.  Konsentrasi kristal bentuk V akan terlalu tinggi, sehingga tidak cukup untuk menghasilkan kontraksi massa.  Akibatnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya fat blooming.
Sementara itu pada proses pendinginan (cooling), jika lajunya terlalu cepat pada cokelat, dapat menyebabkan terjadinya proses kristalisasi ke dalam bentuk yang tidak stabil.  Hal ini juga mendorong terjadinya fat bloom.   Sebaliknya, pada compound, proses kristalisasi harus dilakukan cukup cepat.  Semakin rendah suhu yang digunakan dan cepat proses pendinginannya, akan membuat compound lebih tahan terjadinya blooming.
Kondisi penyimpanan
Penyimpanan juga menjadi tahapan penting dalam pencegahan fat bloom.  Storage bloom dengan transisi polymorphic terutama ditemukan pada cokelat.  Sedangkan jika tanpa transisi polymorphic ditemukan pada compound.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi fat bloom.  Hal ini penting untuk diketahui dalam rangka mengendalikannya.  Penggunaan lemak susu dan penyimpanan dalam suhu yang tepat dapat mengurangi terjadinya fat bloom.  Sebaliknya, migrasi minyak, kombinasi lemak yang tidak cocok, dan suhu penyimpanan yang tidak tepat dapat memicu terjadinya fat bloom.


churyanie